Tuesday, 31 August 2010
IFF: Upaya Menjadikan Busana Muslim Sebagai Industri
KOMPAS.com - Islamic Fashion Festival (IFF) 2010 baru saja usai digelar di Indonesia. Ajang yang merupakan kerjasama antara Malaysia dan Indonesia ini merupakan upaya untuk memajukan industri busana Muslim di ranah fashion internasional dan menjadikannya sebagai sebuah industri. IFF tahun ini merupakan gelaran yang kesembilan, dan yang keempat kalinya digelar di Indonesia.
IFF merupakan upaya yang diprakarsai oleh Dato' Raja Rezza Shah. Dalam acara tersebut, ia menyampaikan adanya sebuah upaya untuk menghantar tren busana Muslim ke belahan dunia lain. Tahun ini IFF sempat tiba dan memperkenalkan diri ke Abu Dhabi, New York, juga Jakarta. Di bulan Agustus-September nanti, rencananya akan dibawa pula ke Monte Carlo, Qatar, juga Singapura.
Untuk tema tahun ini, IFF mengusung tema "Cita Nusantara". Tema ini dijabarkan oleh Dato' Rezza, "Di dalam tema ini ada 3 konsep, yakni; Dari Minimalis ke Maksimalis, Sebuah Kolaborasi, dan Cinta Cita Nusantara. Kami menyajikan busama Muslim kolaborasi perancang dari kedua negara yang memakai bahan kain dan kerajinan Nusantara Indonesia-Malaysia. Ini menjadi tonggak penting harmonisasi hubungan kedua negara yang belakangan terganggu dengan adanya masalah klaim batik," ungkapnya.
Dalam acara peragaan busana yang berlangsung tanggal 29-30 Juni 2010 ini, Dato' Rezza mengungkapkan, bahwa untuk konsep Dari Minimalis ke Maksimalis merupakan penjabaran, bahwa pakaian-pakaian yang dihadirkan tak hanya melulu busana Muslim yang harus baku. Bahwa menurutnya, saat ini busana Muslim sudah lebih modern. Bahkan, tak jarang pula mengikuti tren mode dunia. Konsep utama IFF sejatinya merupakan festival fashion Muslim. Mulai dari busana Muslim paling sederhana, yang masih terlihat rambut, atau tudung, bisa ada di pagelaran ini, hingga busana Muslim lengkap dan tertutup sesuai kaedah ajarannya.
Sebuah Kolaborasi, adalah sebuah upaya untuk melihat hasil kolaborasi antara desainer ternama Indonesia-Malaysia terbuka untuk memberi kesempatan bagi mereka yang ingin memberi pandangan baru terhadap rancangan busana Muslim.
Sementara konsep Cita Nusantara, merupakan upaya pengembangan kain-kain tradisional dalam rancangan busana Muslim. Mulai dari Batik Malaysia, Batik Jogja, Batik Madura, Batik Cirebon, Lurik Jawa, Songket Palembang, Tenun Pontianak, Tenun Kalimantan Timur, Tenun Nusa Tenggara Timur, Tenun Maluku, dan Tenun Pahang.
NAD
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment