Saturday, 27 November 2010

Jilbab di Arena Asia Games 2010


REPUBLIKA.CO.ID, GUANGZHOU--Di negaranya, anggota tim kriket Pakistan nyaris anonim. Sambutan bagi mereka tak segegap-gempita tim kriket pria -- yang umumnya para pemainnya disejajarkan dalam barisan selebritas.

Namun, kondisinya kali ini mungkin akan berbeda. Tim kriket putri Pakistan yang berseragam hijau itu, menyumbang emas pertama dalam delapan tahun ini bagi negaranya. Tak hanya publik Pakistan yang girang, dunia pun menaruh perhatian.

“Media di negeri kami tak terlalu memberi  ruang bagi pemberitaan olahraga yang ditekuni olahragawati, beda dengan olahragawan," ujar Nida Rashid, salah seorang anggota tim. Menurutnya, banyak olahraga yang ditekuni kaum Muslimah di Pakistan, seperti squash, tenis meja, dan bola voli. "Tapi mereka sangat jarang diekspos media."

Di ajang Asian Games, pesta olahraga negara-negara Asia yang populasi penduduknya meliputi dua pertiga warga dunia, kaum wanita mulai mendapatkan porsi. Sebelumnya, ajang ini didominasi atlet pria.

Pakistan datang ke Guangzhou dengan 25 atlet Muslimah dari total 169 atlet. Mereka berpartisipasi di cabang kriket, judo, menembak, squash, dan berlayar.

Iran mengirimkan tim atlet Muslimah antara lain untuk ajang pertandingan kabaddi. Mereka yang seluruhnya mengenakan tutup kepala unggul atas tim Taiwan dengan skor 62-18.

Sedangkan Afghanistan mengirimkan tujuh olahragawati dari 67 anggota delegasinya, kontras dengan Arab Saudi yang tak mengirim satupun atlet perempuan. Sebagai perbandingan, Cina mengirimkan 458 olahragawati dan 507 olahragawan.

"Banyak yang harus kami kerjakan untuk ini, termasuk izin keluarga agar bisa mewakili negara di berbagai ajang olahraga," kata Basma Ahmad Essa, atlet taekwondo dari Uni Emirat Arab. Islam, katanya, membebaskan umatnya untuk berkarya di berbagai bidang, termasuk olahraga.

Essa, 26 tahun, bukan tanpa "perjuangan" menjadi atlet seperti saat ini. Ia merasakan jatuh bangun membangun tim taekwondo wanita negaranya, mulai dari belajar ke berbagai negara yang menerapkan ilmunya dalam tim mereka. Puncaknya, ia dan timnya berhasil mengalahkan tim Nepal. "Sungguh membahagiakan," ujarnya.

Mereka bermain dengan tetap mengenakan jilbabnya. "Ini menunjukkan bahwa kewajiban agama dapat hidup berdampingan dengan olahraga," kata Maryam Ahmed Al-Suweid, anggota tim bola tangan Qatar. Walau timnya kalah dari Taiwan dan Kazakhstan, namun ia bangga  bisa berpartisipasi dalam ajang ini.

Presiden Olympic Council of Asia, Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah, menyatakan 80 percen negara partisipan dalam ajang Asian Games 2010 mengirimkan atlet perempuan, tak terkecuali negara-negara Muslim. "Beberapa di antara mereka, ini adalah yang pertama," ujarnya. 
Red: Siwi Tri Puji B

No comments:

Post a Comment